26 April 2014
Penderita Kanker 3.200 Tahun Silam
Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari apabila perawatan dimulai sejak awal.
Berkaitan dengan penyakit kanker tersebut, seperti yang ditulis Reuters bahwa para arkeolog Inggris telah menemukan kerangka manusia penderita kanker metastatis berusia 3.200 tahun. Dengan penemuan tersebut, para ahli berharap bisa menemukan petunjuk lebih dalam mengenai penyakit mematikan tersebut.
Para peneliti dari Universitas Durham dan British Museum menemukan bukti adanya tumor yang tumbuh dan menyebar di seluruh dalam kerangka tersebut. Kerangka itu ditemukan di dalam makam di Sudan. Setelah melakukan pemeriksaan dengan radiografi dan mikroskop elektron, para ahli mendapat gambaran luka di tulang. Luka tersebut menunjukkan bahwa kanker telah menjalar dan menimbulkan tumor di tulang selangka, tulang belikat, tulang lengan atas, tulang belakang, tulang rusuk, pinggang hingga paha.
Michaela Binder, mahasiswa PhD di Universitas Durham yang bertindak sebagai kepala peneliti, mengungkapkan bahwa penemuan semacam ini bisa membantu para ahli mempelajari evolusi penyakit. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE pada Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan tersebut menunjukkan, kanker bukanlah penyakit baru.
Penyakit tersebut sudah ada di Lembah Sungai Nil pada zaman kuno. Kerangka itu merupakan kerangka sorang laki-laki berusia antara 25 hingga 35 tahun. Kerangka ditemukan di Amara, tempat di Sudan bagian utara di tepian Sungai Nil.
0 comments:
Post a Comment