Keterampilan untuk tengkurap bagi bayi merupakan dasar bagi perkembangan berbagai keterampilan penting lain nantinya, termasuk duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan. Posisi tengkurap juga merupakan salah satu posisi yang akan menjaga tulang tengkorak bayi. Meski pada awalnya posisi yang disukai adalah terlentang, tetapi posisi ini tidak boleh dilakukan secara terus menerus, karena dapat menjadikan perubahan bentuk kepala si bayi, misalnya membuat bagian belakang tulang tengkorak kepala bayi yang tampak rata.
Menyangkut posisi tidur bayi, American Academy of Pediatrics (APP) menyimpulkan bahwa posisi terlentang tetap merupakan posisi yang paling aman. Posisi terlentang dapat mengurangi sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS). Tetapi jika bayi tertidur dengan posisi tengkurap, jangan biarkan ia sendirian dan tidak terawasi.
Kendati demikian, ada banyak manfaat yang bisa bayi dapatkan dari tidur tengkurap yang tentu saja harus selalu diawasi dengan baik, diantaranya melatih paru-paru bayi menjadi kuat dan tidur yang lebih nyaman.
Ketika seorang bayi tidur secara tengkurap, paru-parunya akan bersentuhan dengan kasur dan menjadi penopang tubuh bayi tersebut. Situasi ini membuat bayi mempunyai tulang paru-paru yang lebih kuat karena terus dilatih menggunakan sistem tidur tengkurap tersebut. Bayi yang tidur tengkurap mampu membuatnya tidur dengan lebih nyaman dan nyenyak. Salah satu hal yang dianjurkan dalam tidur tengkurap pada bayi adalah sistem pengawasan yang baik.
Keuntungan lainnya dari posisi tengkurap bagi bayi adalah:
- Memberikan kesempatan bagian belakang kepala bayi untuk beristirahat;
- Membantu menguatkan otot-otot leher bayi, sebagai persiapan untuk merangkak;
- Membantu mempercepat kemampuan bayi untuk mengangkat pantat, berguling, duduk, hingga akhirnya berdiri;
- Membantu perkembangan motorik bayi;
- Membantu perkembangan otot-otot kaki.
Satu hal yang harus diperhatikan, seorang bayi yang ditidurkan secara tengkurap harus berada pada usia yang cukup, agar ia mampu memindahkan kepalanya sendiri. Ketika ia belum mampu mendapatkan sebuah gerakan pada kepalanya, maka bayi akan sulit untuk menggerakkanya dan kemudian tertutup oleh kasur sehingga ia sulit bernafas. Bayi biasanya mulai dilatih dan dibiasakan tengkurap ketika usia 2 hingga 3 bulan. Pada saat itu, umumnya bayi sudah mulai mampu mengendalikan gerakan kepalanya.
Latihan dan membiasakan bayi tengkurap dapat dilakukan tiap hari dengan waktu yang terselang-seling, misal mulai dari 5 menit di waktu pagi hari kemudian istirahat dan dilanjutkan lagi pada waktu selanjutnya. Bisa juga dilakukan usai ganti popok, dengan membiarkannya tengkurap selama beberapa menit sambil mengajaknya "ngobrol".
Berikut berbagai variasi latihan tengkurap pada bayi, misalnya:
- Sambil berbaring, letakkan bayi dengan posisi tengkurap di atas perut;
- Tengkurapkan bayi pada alas yang padat dan aman, seperti di atas selimut di lantai;
- Gendong bayi pada lengan dengan posisi tengkurap;
- Tengkurapkan bagi di atas bola besar dengan terus dipegang bagian punggung dan pantatnya, sambil memanju-mundurkan bola tersebut perlahan-lahan;
- Berikan mainan yang bisa berbunyi untuk ia raih. Geser ke samping mainan itu agar ia mengikuti dan memiringkan tubuh hingga berguling dan akhirnya tengkurap. Berikan mainan itu setelah ia tengkurap agar ia bisa asyik bermain tanpa menyadari posisinya.
Berbagai variasi tengkurap dapat dilakukan dengan mengajak bayi berbicara, bernyanyi, bermain, ataupun aktivitas lainnya agar agar bayi tidak rewel. Usahakan agar setidaknya ia tengkurap sekitar 30 menit dalam sehari. Tentu saja tidak perlu selama itu untuk satu kali tengkurap, tapi bisa membaginya menjadi beberapa kali selama rentang waktu yang lebih singkat. Jangan paksa ia melakukannya ketika rewel atau tak enak badan.
Source: dikutip dari HU. Pikiran Rakyat
0 comments:
Post a Comment