20 May 2014

Mengamati Langit dari Bosscha

Obesrvatorium Bosscha Bandung

Observatorium yang terletak di dekat Gunung Tangkuban Perahu ini diresmikan pada tanggal 1 Januari 1923. Observatorium Bosscha didesain oleh C.P.W. Schoemaker yang pembangunannya didanai oleh Rudolf Bosscha. Nama keluarga ini kemudian digunakan untuk nama observatorium sebagai bentuk penghormatan ayah Rudolf. Observatorium ini berguna untuk mengamati langit, keindahaan bintang, dan mempelajari ilmu astronomi. Saat terjadi gerhana bulan, matahari, atau fenomena alam lain di angkasa, Bosscha menjadi tempat favorit para astronom.

Ide pembangunan observatorium di Hindia Belanda dikemukakan oleh insinyur-astronom kelahiran Madiun, Joan George Erardus Gijsbertus Voûte. Beliau melihat bahwa penelitian astronomi terhambat karena kurangnya jumlah observatorium dan pengamat di Belahan Bumi Selatan. Pada awalnya, Voûte meneliti di Cape Observatory, Afrika Selatan, namun kurangnya dukungan pemerintah setempat membuat Voûte kembali ke Batavia, Hindia Belanda. Voûte berusaha mempengaruhi beberapa astronom di Belanda untuk membangun observatorium di Hindia Belanda. Persahabatan antara Voûte dengan pengusaha kaya Karel Albert Rudolf Bosscha dan Rudolf Albert Kerkhoven semakin memperkuat dukungan terhadap pembangunan Observatorium.

Teropong Bintang Bosscha

Objek wisata pendidikan ini berada di Kecamatan Lembang dan merupakan salah satu observatorium terbesar di Asia Tenggara. Sejak tahun 1928, Bosscha mempunyai reaktor angkasa seberat 17 ton, teropong sepanjang 11 meter dan bangunan kubah berdiameter 15 meter ini yang dapat berputar 360 derajat. Observatorium Boscha tidak dapat dikunjungi setiap saat karena peralatan yang ada di dalamnya memerlukan perawatan sehingga untuk waktu tertentu observatorium ini ditutup untuk jadwal kunjungan.

0 comments:

Post a Comment