16 January 2014
Dunia Anak dan Dunia Mainan
Dunia anak tak lepas dari Dunia Mainan. Saat melihat temannya memiliki mainan baru, ia pun merengek menghampiri ibunya, "Ibu, ingin beli itu.." sambil menunjuk ke arah mainan yang dibawa temannya. Begitu pula saat temannya menggenggam sebungkus snack, ia juga ingin membeli seperti yang dibawa temannya itu. Begitu dan begitu permintaannya. Lalu ibunya pun berupaya mengalihkan perhatiannya sambil membujuk dengan memberikan mainan yang sudah ia miliki. Namun sepertinya anak tidak peduli dengan bujukan tersebut. Dan kemudian ia pun managis.
Tangisan anak itu akhirnya meluluhkan perhatian ibunya. Mengabulkan keinginan seperti menjadi pilihan terakhir untuk meredam tangisannya. Satu hal yang diinginkan anak saat itu adalah mainan dan kesenangannya. Jika kebiasaan tersebut berlangsung terus menerus, kekhawatiran orang tua terhadap perilaku anaknya akan menimbulkan dampak jelek dimasa yang akan datang. Tangisan anak menjadi "senjata" untuk meluluhkan hati orang tua. Dengan memberikan pengertian terhadap anak merupakan pendidikan awal untuk mengendalikan sisi egonya yang berlebihan dimasa depan kelak. Bagaimanapun juga keceriaan anak adalah kegembiraannya. Kegembiraan mereka terlihat saat keinginannya bisa dikabulkan, seperti ia mendapatkan mainan barunya. Dunia anak dan dunia mainan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam kehidupan kanak-kanak.
0 comments:
Post a Comment