Dunia Anak

Dunia Masa Kecil

Inspirasi

Inspirasi.

Dunia Pengetahuan

Belajar Ilmu Pengetahuan yang Ada di Dunia.

Hobby

Seneng dengan Hal yang Baru.

Dongeng

Seru dengan Cerita Anak.

08 March 2014

Kawasan Situ Cangkuang Garut

Situ Cangkuang terletak dikawasan cangkuang dengan luas wilayah sekitar 340.775 ha. Tepatnya di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut ini menjadi objek wisata alam yang memiliki keunikan tersendiri. Di sebagian perairan Situ Cangkuang tersebut banyak ditumbuhi bunga teratai yang sangat indah. Dengan menyewa rakit atau perahu kita dapat mengelilingi perairan situ cangkuang tersebut. Biasanya para wisatawan dari luar daerah datang ke tempat ini menjelang libur atau weekend untuk berekreasi bersama keluarga.

Situ Cangkuang Garut

Di lokasi tersebut terdapat sebuah pulau kecil yang berada di tengah-tengah situ. Di pulau itu terdapat sebuah candi yang dibangun pada jaman kerajaan sunda pertama yaitu Kerajaan Galuh. Di dekat situ Cangkuang, tepatnya di kampung Pulo terdapat sebuah makam peninggalan penganut Agama Islam, yaitu Arif Muhammad. Ia salah seorang tentara kerajaan Mataram dari Jawa Tengah yang pergi menyerang Belanda di Batavia pada abad ke 17. Karena penyerangan gagal, ia tidak kembali dan menetap di daerah Cangkuang untuk mengajar dan menyebarkan agama Islam kepada masyarakat setempat dimana keturunannya menetap sampai saat ini.

Situ Cangkuang menjadi bagian dari sejarah Islam masa lalu. Asal usul nama Cangkuang sendiri diambil dari nama sebuah pohon Cangkuang (Pandanus Furcatus) yang banyak terdapat disekitar kawasan tersebut.

Bangunan Candi Cangkuang

Bangunan Candi Cangkuang
Candi Cangkuang pertama kali ditemukan pada tanggal 9 Desember 1966. Saat ditemukan, bangunan Candi Cangkuang berupa pondasinya saja. Namun setelah melalui berbagai penelitian, akhirnya dilakukan pemugaran pada tahun 1974 hingga tahun 1976. Didekat area candi terdapat makam seorang tokoh yang menyebarkan agama Islam. Candi Cangkuang tidak lepas dari sejarah perjalanan agama di Indonesia. Peninggalan bersejarah berupa makam dan candi membuktikan bahwa adanya cerita tentang agama Islam dan Hindu.

Candi Cangkuang menjadi bagian dari sejarah abad ke-17, pada waktu itu masyarakat setempat masih menganut agama Hindu. Namun pada abad tersebut terjadi perubahan setelah seorang panglima perang dari kerajaan Mataram yang bernama Mbah Dalem Arief Muhammad tidak kembali ke kerajaannya ketika bertempur dengan tentara VOC di Batavia. Arief Muhammad pun akhirnya menetap di Desa Cangkuang dan mulai menyebarkan agama Islam, hingga masyarakat setempat seluruhnya beralih memeluk Islam.

Di dalam bangunan candi terdapat patung Dewa Shiwa. Konon dibawah patung tersebut ditemukan sumur dengan kedalaman tujuh meter. Suasana di lokasi tersebut masih terlihat alami, bangunan candi cangkuang yang terawat bersih berada dibawah rimbunnya pepohonan berumur ratusan tahun menjadi saksi bisu sepanjang perjalanan sejarah.

07 March 2014

Misteri Angkernya Gunung Patuha

Kawah Putih Gunung PatuhaBatu Kawah Putih

Kedatangan seorang Belanda bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) mengungkap semua misteri angkernya Gunung Patuha pada waktu itu. Di kawasan yang sunyi tersebut tidak seorang pun yang berani mendatangi gunung ini. Jangankan manusia, sepertinya hewan yang berkeliaran disekitar tempat tersebut tidak berani melintasinya, dikarenakan di Gunung Patuha sering mengeluarkan bau belerang yang sangat menyengat.

Lain dulu lain pula sekarang. Saat ini justru sebaliknya, di Gunung Patuha terdapat hamparan danau yang luas berwarna putih kehijauan yang menjadi daya tarik wisata alam. Sebuah kawasan yang menjadi tempat rekreasi wisata Kawah Putih. Batuan dan sisa belerang berwarna putih disekelilingnya menjadi saksi bisu bahwa gunung tersebut pernah meletus ratusan tahun lalu. Kawah putih menjadi terkenal karena orang-orang yang pernah mendatanginya. Pemandangan alam di tempat ini sangat bagus sehingga banyak turis mancanegara berkunjung ke Kawah Putih.

Sepanjang perjalanan menuju Kawah Putih, wisatawan dapat menikmati suasana alam dan pemandangan yang indah. Hamparan sawah, perkebunan teh dan hutan bisa kita saksikan sepanjang jalan menuju pintu masuk kawasan ini hingga puncak dimana kawah berada. Semuanya nampak masih alami. Jalan untuk menuju lokasi Kawah Putih masih bisa dilalui dengan kendaraan, namun yang perlu diperhatikan adalah kondisi kendaraan tersebut, karena banyak jalan menanjak untuk menuju kesana. Ketika cuaca terik ditempat ini akan terasa menyilaukan jika tidak memakai kacamata gelap, karena ditempat tersebut pantulan sinar matahari lebih menyilaukan.

Kawah Putih terletak di Kabupaten Bandung, tepatnya dikawasan Ciwidey sebelah selatan dari Kota Bandung. Untuk menuju kawasan ini, pengunjung dari luar kota bisa langsung menuju arah Ciwidey. Dengan jarak tempuh sekitar satu jam dari pusat Kota Bandung, wisatawan bisa langsung menikmati alam Bandung selatan yang begitu indah. Disepanjang jalan menuju Ciwidey, banyak dijumpai para penjual makanan khas dan rumah makan untuk sekedar beristirahat dan mengisi perut sambil menikmati suasana alam pemandangan kawasan kawah putih tersebut.

06 March 2014

Nasi Dalam Ruas Bambu

Banyak jenis masakan tradisional dan modern yang ada di nusantara ini. Mulai dari Nasi Padang, Nasi Rames, Nasi Goreng, Nasi Kucing, dan Nasi Bambu, yang menambah daftar keanekaragaman kuliner setiap daerah di Indonesia.

Jika Anda tahu Nasi Padang, sudah tentu produk kuliner ini berasal dari Padang. Bagaimana dengan Nasi Bambu? Kita pasti mengira kuliner yang satu ini disajikan menggunakan daun bambu sebagai alas nasinya. Namanya memang unik. Jika secara langsung melihat wujud kuliner ini, tentu saja jauh dari yang diperkirakan perkiraan kita.

Melihat tampilannya sepintas anda pasti bertanya, dimanakah nasinya? Sesuai namanya, nasi bambu disajikan sangat unik, di dalam ruas bambu yang artistik.Di dalam ruas bambu inilah kenikmatan nasi bambu tersembunyi. Nasi bambu yang gurih disimpan di dalam ruas bambu yang juga telah dilapisi daun pisang. Aromanya yang khas akan tercium ketika anda membuka tumpukan orak arik sayuran yang menutupinya. Terasa lebih sempurna saat disajikan lengkap dengan gepuk, tahu dan tempe goreng, sambal serta lalapan segar. Sangat cocok dinikmati pada saat udara dingin karena nasi bambu tersaji dalam keadaan hangat.

Nasi Bambu

Jenis Sayuran Kelompok Bawang

Bawang daun merupakan jenis sayuran yang biasa digunakan untuk bumbu masakan, seperti nasi goreng, soto, martabak telor, dll. Bawang daun juga bermanfaat untuk mencegah berbagai jenis penyakit ringan.

Tumbuhan ini sudah tak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Mudah didapatkan dan familier dengan dunia dapur dan kuliner. Bawang daun atau daun bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan untuk penambah citarasa masakan. Tanaman semusim yang sering kita dijumpai adalah bawang daun (Allium fistulosum).

Ciri-ciri tanaman ini adalah daunnya bulat panjang dengan rongga dibagian dalamnya, kadang bawang daun berumbi kecil. Batangnya semu, beralur tidak bercabang. Berdaun tunggal, tepi rata, ujung runcing, panjang sekitar 30 cm, lebar daun 1 cm, serta kulit daunnya tipis berwarna hijau tua. Bentuk bunganya majemuk, berkelamin dua, tangkai silindris, panjang sekitar 2 cm, kelopak bentuk corong. Akarnya serabut, membentuk umbi kecil.

Kandungan yang terdapat pada tumbuhan ini adalah daun dan umbi bawang daun mengandung saponin, tanin serta daunnya juga mengandung minyak atsiri. Berkhasiat diuretic, diaforetik dan antiradang. Selain itu manfaat bawang daun antara lain, untuk mengobati perut kembung, sesak nafas karena flu, bengkak dan bisul, terkena gigitan serangga, terserang batuk, dan nyeri sendi.