Dunia Anak

Dunia Masa Kecil

Inspirasi

Inspirasi.

Dunia Pengetahuan

Belajar Ilmu Pengetahuan yang Ada di Dunia.

Hobby

Seneng dengan Hal yang Baru.

Dongeng

Seru dengan Cerita Anak.

27 April 2014

Lagu: Twinkle Twinkle Little Star



Buat temen-temen yang kebetulan malam ini susah tidur, coba deh dengerin lagu ini. Mudah-mudahan musiknya bisa membantu mengantarkan kalian untuk beristirahat. Tidur nyenyak dan bermimpi indah, sambil mengingat kembali memori waktu kecil. Buat yang ingin dengerin sambil mengafal liriknya, bisa kok sambil dibaca. Semoga lagu ini membantu mengantarkan kamu ke dunia mimpi indah. Selamat malam.

#Twinkle Twinkle Little Star#

Twinkle, twinkle, little star
How I wonder what you are
Up above the world so high
Like a diamond in the sky
Twinkle, twinkle little star
How I wonder what you are

When the blazing sun is gone
When he nothing shines upon
Then you show your little light
Twinkle, twinkle, all the night
Twinkle, twinkle, little star
How I wonder what you are

Video clip atau gambar animasi dan Lirik lagu "Twinkle Twinkle Little Star" di atas adalah hak cipta atau hak milik dari pengarang, artis, musisi, tim kreatif dan label musik yg bersangkutan. Seluruh media dalam bentuk video clip dan lirik lagu yang ditautkan di situs ini hanyalah untuk keperluan koleksi dan menghibur.

Pakaian Renang Penangkal Hiu

Pakaian Renang Penangkal Hiu

Hiu (shark) termasuk jenis ikan berdarah dingin. Ikan Hiu dikenal sejak 420 juta tahun yang lalu, sebelum masa dinosaurus. Sejak saat itu, hiu memiliki diversifikasi ke 440 spesies, mulai ukuran dari lanternshark kurcaci kecil, Etmopterus perryi, satu spesies laut dalam hanya 17 cm (6,7 inci) panjang, dengan hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar, yang mencapai sekitar 12 meter.

Berbagai penelitian tentang akibat serangan hiu dikembangkan ilmuwan untuk menghindari keganasan sang predator tersebut saat berenang ataupun melakukan penyelaman. Seperti yang dilakukan oleh tim peneliti biologi syaraf dari University of Western Australia mengungkapkan bahwa berpakaian renang dengan motif belang hitam putih bisa menghindarkan kita dari serangan ikan hiu.

Menurut peneliti, warna pakaian renang motif belang hitam putih menyerupai warna tubuh dari ular laut yang mematikan. Alasannya karena sebagian besar ikan yang sudah hidup di laut selama paling tidak 400 juta tahun tersebut berusaha menghidari ular beracun itu.

Pakaian renang bermotif hitam putih ini pertama kali ditemukan oleh ahli biologi laut Walter Starck. Kini, pemahaman lebih terperinci tentang indra penglihatan hiu membantu tim ilmuwan UWA untuk memperbaharui ide tersebut. Tim yang dipimpin oleh Shaun Collin kini sedang mengembangkan dan menguji sejumlah alat penangkal yang tidak mematikan, yang bertujuan untuk merekayasa indra hiu yang sangat peka agar mencegah mereka mendekati dan menyerang manusia.

Sifat Manusia Berdasarkan Warna

Angry Bird Merah Marah

Ketika marah, orang akan lebih mudah melihat warna merah. Demikian hasil penelitian sejumlah ilmuwan dari North Dakota State University, Amerika Serikat yang diberbitkan dalam Journal of Personality. Studi itu menemukan bahwa orang dengan sifat pemarah akan lebih mudah melihat warna merah ketimbang warna biru. Kecenderungan itu terjadi bahkan ketika mereka melihat objek yang tidak benar-benar berwarna merah atau biru.

Para peneliti mengatakan bahwa hubungan antara marah dan warna merah mungkin berakar dari jejak evolusi manusia, dari era ketika manusia masih berburu dan mengumpulkan makanan. Ketika, itu warna merah diasosiasikan dengan bahaya dan ancaman. Peneliti melibatkan sejumlah ekperimen.

Pertama Para peneliti meminta sekelompok sukarelawan untuk memilih warna apa yang mereka sukai diantara warna merah dan biru. Para sukarelawan kemudian diminta mengerjakan tes yang tujuannya melihat kepribadian mereka. Hasilnya, orang yang lebih suka warna merah cenderung punya sifat kasar dan pemarah dalam hubungan antarpribadi. Penelitian lainnya membuktikan bahwa orang yang suka warna merah cenderung tega melukai orang lain ketimbang orang-orang yang menyukai warna biru. Eksperimen tersebut menjelaskan bahwa sifat manusia pemarah cenderung menyukai warna merah.

26 April 2014

Munculnya Pelangi di Planet Venus

Pelangi Planet Venus

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, para astronom berhasil mengabadikan pelangi di planet lain di luar bumi. Sejumlah astronom dari badan antariksa Eropa, European Space Agency (ESA), mengklaim berhasil menemukan pelangi di Venus. Jika di bumi pelangi tercipta ketika sinar matahari melewati air hujan, maka di Venus pancaran cahaya warna-warni itu tercipta akibat salah satu lapisan atmosfer-nya yang diyakini mengandung asam sulfur.

Foto efek pelangi di Venus itu diabadikan oleh Venus Express, suatu wahana antariksa milik ESA yang ditugaskan khusus mengekplorasi planet tersebut. Efek pelangi itu diperkirakan berada 70 kilometer di atas permukaan Venus. Lebar pelangi itu diperkirakan sekitar 1.200 km. Foto diambil pada 24 juli 2011. Fakta bahwa lebar pelangi mencapai 1.200 km membuat para ilmuwan yakin bahwa partikel yang dikandung atmosfer Venus sangat seragam.

Penderita Kanker 3.200 Tahun Silam

kerangka

Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari apabila perawatan dimulai sejak awal.

Berkaitan dengan penyakit kanker tersebut, seperti yang ditulis Reuters bahwa para arkeolog Inggris telah menemukan kerangka manusia penderita kanker metastatis berusia 3.200 tahun. Dengan penemuan tersebut, para ahli berharap bisa menemukan petunjuk lebih dalam mengenai penyakit mematikan tersebut.

Para peneliti dari Universitas Durham dan British Museum menemukan bukti adanya tumor yang tumbuh dan menyebar di seluruh dalam kerangka tersebut. Kerangka itu ditemukan di dalam makam di Sudan. Setelah melakukan pemeriksaan dengan radiografi dan mikroskop elektron, para ahli mendapat gambaran luka di tulang. Luka tersebut menunjukkan bahwa kanker telah menjalar dan menimbulkan tumor di tulang selangka, tulang belikat, tulang lengan atas, tulang belakang, tulang rusuk, pinggang hingga paha.

Michaela Binder, mahasiswa PhD di Universitas Durham yang bertindak sebagai kepala peneliti, mengungkapkan bahwa penemuan semacam ini bisa membantu para ahli mempelajari evolusi penyakit. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE pada Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan tersebut menunjukkan, kanker bukanlah penyakit baru.

Penyakit tersebut sudah ada di Lembah Sungai Nil pada zaman kuno. Kerangka itu merupakan kerangka sorang laki-laki berusia antara 25 hingga 35 tahun. Kerangka ditemukan di Amara, tempat di Sudan bagian utara di tepian Sungai Nil.