Dunia Anak

Dunia Masa Kecil

Inspirasi

Inspirasi.

Dunia Pengetahuan

Belajar Ilmu Pengetahuan yang Ada di Dunia.

Hobby

Seneng dengan Hal yang Baru.

Dongeng

Seru dengan Cerita Anak.

03 March 2014

Imajinasi Membentuk Sebuah Mainan

Permainan Roda Kayu
Mainan anak tempo dulu ada banyak macamnya. Namun semua itu seperti lenyap oleh berbagai jenis mainan import yang dibuat dari bahan plastik dan logam dengan harga yang beragam. Bagi anak orang berduit bisa saja ia segera mendapatkan mainan tersebut, tetapi bagi anak yang orang tuanya kurang mampu, ia hanya bisa menatapi mainan tersebut yang disusun rapi dalam sebuah toko mainan.

Setiap daerah tentu saja memiliki aneka jenis mainan anak yang unik dan menarik. Beberapa tahun silam, saat mainan import belum populer, setiap anak berkreasi sendiri dengan imajinasi mainannya. Misalnya mobil roda kayu sederhana yang dimainkan oleh dua orang anak secara bergantian, seorang anak mendorong dan satunya lagi mengendalikan. Namun kini mainan mobil dari roda kayu tersebut telah berubah dengan kendali elektonik.

Nampaknya kreativitas imajinasi anak telah terbungkam karena pengaruh mainan modern. Apa boleh buat, memang jaman sudah terlanjur modern, jadi apapun yang berwarna jadul sedikit demi sedikit akan terlupakan. Lain dahulu lain pula sekarang, dahulu untuk sekedar membuat sebuah mainan mereka harus berkreasi dan berimajinasi untuk menciptakannya. Bahan bakunya pun mudah didapatkan disekitar kampung, namun mereka harus bersusah payah membentuk mainan sesuai yang diharapkan. Berbeda dengan anak jaman sekarang, untuk sekedar memiliki mainan, mereka tinggal meminta kepada orangtuanya, segala jenis mainan modern telah menungguinya di mall dan swalayan.

Dulu, kembali membicarakan soal jaman dulu, setiap jenis mainan anak-anak yang diciptakan selain membina kekaraban sesama teman sekampung, juga mengasah kecerdasan anak-anak. Setiap anak berusaha lebih terampil dengan mengasah nalarnya. Karena segala jenis mainan anak pada waktu itu tumbuh karena keinginan dengan segala keterbatasan. Mereka berupaya menciptakan sesuatu yang bisa menyenangkannya dengan imajinasi yang luar biasa. Mudah-mudahan, semua permainan anak masa lalu tetap lestari walaupun sudah tergeser oleh mainan yang lebih moderan. Mudah-mudahan.

Cara Ku Memelihara Kura-kura Brazil

Memelihara hewan reptil merupakan sebuah kepuasan tersendiri. Dikala jenuh usai beraktivitas, hewan reptil ini bisa menjadi sahabat setiap saat. Ia menjadi jinak dan lucu karena dirawat dan diberi makan sesuai aturannya. Seperti pada kura-kura brazil peliharaanku, hewan ini sangat lucu ketika ia merangkak di lantai dan berenang di air. Setiap hari kura-kura tersebut diberikan makanan supaya tidak kelaparan. Seekor kura-kura brazil yang aku pelihara sejak kecil, kini ukuran panjang tubuhnya sudah mencapai 28,5 cm, namun sayang ia sedikit pemalu jika melihat wujud manusia yang baru ia ketahui, he.he.he....

Anak Kura-kura BrazilBayi Kura-Kura Brazil

Karena kura-kura tersebut dipelihara dalam kolam hias dibelakang rumah, beberapa jenis ikan kecil pun ikut menjadi santapannya. Pantes aja tubuh hewan ini cepet membengkak, ya makanannya ikan-ikan itu. Tak hanya ikan dan daging mentah yang ia makan, jenis sayuran, buah tomat, serangga, cacing atau pelet juga sangat disukai. Supaya tidak membosankan, cara pemberian pakan untuk kura-kura pun divariasikan setiap harinya. Setiap pakan kura-kura memiliki khasiat yang berbeda-beda. Aku lebih suka memberikan wortel ketimbang dikasih buah-buahan untuk makanannya, karena sayuran wortel kaya kalsium yang cukup baik untuk perkembangan tempurungnya. Pemberian pakan buah-buahan yang berlebihan juga membuatnya sering buang air besar. Kalau ada rejeki lebih, kadang kura-kura tersebut dikasih makanan berupa daging ayam mentah. Cuma sayang, pakan daging ayam tidak baik untuk kesehatan dompet, jadi porsi pemberian pakan daging ayam dibatasi, lebih baik dikonsumsi sama aku aja. Lumayan digoreng juga bikin perut kenyang.

Untuk kura-kura yang belum dewasa, pakan yang diberikan adalah pelet khusus yang dibeli dari toko ikan hias. Karena porsi makannya belum bertambah seperti kura-kura dewasa, jadi pemberian pelet tersebut sangat dianjurkan. Selain porsi pakan yang menyehatkan, kura-kura brazil pun butuh perawatan untuk menjaga kesehatannya. Secara rutin tubuh kura-kura terutama pada tempurungnya perlu dibersihkan dengan spons atau sikat halus agar terhindar dari lumut dan bakteri yang menempel ditubuhnya. Jika ada waktu senggang, pada pagi hari ketika sinar matahari memancarkan cahayanya, kura-kura tersebut dijemur sebentar agar tulangnya tempurungnya lebih kuat. Memelihara kura-kura brazil tidaklah sulit asalkan telaten dalam pemeliharaanya. Selain lucu, hewan ini pun menjadi pintar dan lincah ketika tampil dalam sebuah film seri di layar kaca. Saat bergabung dengan empat kawannya, ia nampak gagah dengan menenteng pedang dan double stik dalam misi menumpas kejahatan di dunianya.

Kura-kura Brazil Dewasa

Sinar Matahari Menerobos Pohon

Sinar Matahari Pagi
Selamat Pagi semua. Udara pagi masih terasa dingin. Setelah turun hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur malam tadi, nampak beberapa pohon kecil tumbang karena tidak kuat menahaan terpaan angin kencang. Sisa genangan air nampak terlihat dibeberapa tempat yang menjadi pemandangan tidak menyenangkan. Walaupun demikian, kita tetap harus bersermangat untuk menyambut hari ini seperti sinar matahari yang menerobos disela daun pepohonan dan menerangi alam sekitar. Suatu fenomena alam yang kita saksikan setiap hari.

02 March 2014

Raksasa Es Planet Uranus

Seperti pada planet Jupiter dan Saturnus yang terdiri dari hidrogen dan helium. Planet Uranus ditengarai mengandung banyak "es" seperti air, amonia dan metana, bersama dengan jejak hidrokarbon. Planet Uranus komposisinya sama dengan Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan Saturn. Astronom kadang-kadang menempatkannya dalam kategori yang berbeda pada planet ini yaitu "raksasa es". Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks dan dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas es dan bebatuan.

Planet Uranus

Sama dengan planet ukuran raksasa lainnya, Uranus mempunyai sistem cincin, magnetosfer serta banyak satelit alami. Sistem Uranian konfigurasinya unik di antara planet-planet karena sumbu rotasi miring ke sampingnya, hampir pada bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Sehingga, kutub utara dan selatannya terletak pada tempat yang pada banyak planet lain merupakan ekuator mereka. Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak melingkari planet itu seperti sasaran panah dan satelit-satelitnya mengelilinginya seperti jarum-jarum jam, meskipun pada tahun 2007 dan 2008 cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986, gambar dari Voyager 2 menunjukkan Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada cahaya tampak tanpa pita awan atau badai yang diasosiasikan dengan raksasa lain. Akan tetapi, pengamat di Bumi melihat tanda-tanda perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan Uranus mendekati ekuinoksnya. Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam).

Dari ukurannya, Uranus mempunyai diameter 49.000 km hampir empat kali lipat diameter bumi. Di jaman Yunani Kuno, planet ketujuh dari Matahari dan planet yang terbesar ketiga dan terberat keempat dalam Tata Surya ini dikenal sebagai Dewa Langit; ayah dari Kronos (planet Saturnus) dan Kake dari Zeus (planet Jupiter). Sir William Herschel mengumumkan penemuannya pada tanggal 13 Maret 1781, menambah batas yang diketahui dari Tata Surya untuk pertama kalinya dalam sejarah modern. Planet Uranus juga adalah planet pertama yang ditemukan dengan menggunakan teleskop.

Partikel Pembentuk Cincin Saturnus

Dalam susunan tata surya, Saturnus adalah planet kedua terbesar setelah Planet Jupiter. Planet bercincin ini memiliki keunikan tersendiri. Cincin Saturnus tersebut terdiri dari beribu-ribu cincin yang mengelilinginya. Bahan pembentuk cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit. Cincin ini terentang dari 6.630 km - 120.700 km di atas atmosfer Saturnus.

Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan terdiri dari batuan padat dengan atmosfer tersusun atas gas amonia dan metana, hal ini tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus. Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh di antaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius) dan Iapetus.

Cincin itu pertama sekali dilihat oleh Galileo Galilei pada tahun 1610 dengan teleskopnya, tetapi dia tidak dapat memastikannya. Dia kemudian menulis kepada adipati Toscana bahwa "Saturnus tidak sendirian, tetapi terdiri dari tiga yang hampir bersentuhan dan tidak bergerak. Cincin itu tersusun dalam garis sejajar dengan zodiak dan yang di tengah (Saturnus) adalah tiga kali besar yang lurus (penjuru cincin)". Dia juga mengira bahwa Planet Saturnus memiliki "telinga." Pada tahun 1612 sudut cincin menghadap tepat pada bumi dan cincin tersebut akhirnya hilang dan kemudian pada tahun 1613 cincin itu muncul kembali, yang membuat Galileo bingung.

Cincin Saturnus
Cincin Saturnus tersebut terdiri dari beribu-ribu cincin yang mengelilinginya. Bahan pembentuk cincin ini masih belum diketahui.

Persoalan cincin itu tidak dapat diselesaikan sehingga 1655 oleh Christian Huygens, yang menggunakan teleskop yang lebih kuat daripada teleskop yang digunakan Galileo. Di tahun 1675 Giovanni Domenico Cassini menentukan bahwa cincin Saturnus sebenarnya terdiri dari berbagai cincin yang lebih kecil dengan ruang antara mereka, bagian terbesar dinamakan Divisi Cassini.

Pada tahun 1859, James Clerk Maxwell menunjukan bahwa cincin tersebut tidak padat, namun terbuat dari partikel-partikel kecil yang mengorbit Saturnus sendiri-sendiri dan jika tidak, cincin itu akan tidak stabil atau terpisah. James Keeler mempelajari cincin itu menggunakan spektrometer tahun 1895 yang membuktikan bahwa teori Maxwell benar.