Dunia Anak

Dunia Masa Kecil

Inspirasi

Inspirasi.

Dunia Pengetahuan

Belajar Ilmu Pengetahuan yang Ada di Dunia.

Hobby

Seneng dengan Hal yang Baru.

Dongeng

Seru dengan Cerita Anak.

Showing posts with label Tips tidur balita. Show all posts
Showing posts with label Tips tidur balita. Show all posts

24 September 2013

Si Kecil Menangis di Tengah Malam Karena Mimpi Buruk

Afrina Faiqa

Malam hari seharusnya menjadi waktu tenang untuk beristirahat. Namun, kadang suasana hening di rumah tiba-tiba berubah saat si kecil terbangun dengan tangis keras. Ia terjaga dari tidurnya karena mengalami mimpi buruk. Tangisannya membuat semua orang di rumah ikut terbangun, dan tentu saja, sebagai orang tua, ini menjadi momen penuh empati dan perhatian.

Setiap anak bisa mengalami mimpi, termasuk mimpi yang menakutkan. Anak-anak yang berusia 2–5 tahun umumnya sedang mengalami perkembangan imajinasi yang sangat pesat. Imajinasi ini terkadang terbawa ke dalam tidur mereka, dan menghasilkan mimpi-mimpi yang membingungkan atau bahkan menakutkan. Ini adalah hal yang umum dan menjadi bagian dari perkembangan kognitif dan emosional anak.

Mimpi buruk pada balita sering kali muncul setelah mereka mengalami hal-hal baru atau melihat sesuatu yang menimbulkan rasa takut, seperti tontonan menegangkan atau cerita hantu. Di tengah malam yang gelap, ketakutan itu menjadi lebih besar di mata anak-anak. Ketika hal ini terjadi, penting bagi orang tua untuk hadir, memeluk, dan menenangkan anak sambil meyakinkan bahwa semua hanya mimpi dan tidak nyata.

Sebagaimana dijelaskan di situs parenting Whattoexpect.com, para ahli menyarankan agar orang tua tidak panik saat menghadapi anak yang terbangun karena mimpi buruk. Cukup beri pelukan hangat, nyalakan lampu kecil, dan ajak anak berbicara dengan lembut. Keberadaan orang tua yang tenang dan sabar dapat memberikan rasa aman sehingga anak lebih mudah tertidur kembali.

Jika mimpi buruk terjadi berulang dalam beberapa malam, bisa jadi si kecil sedang mengalami stres ringan. Stres ini mungkin disebabkan oleh perubahan rutinitas, pindah rumah, kedatangan anggota keluarga baru, atau pengalaman baru yang menimbulkan ketegangan. Anak mungkin belum bisa mengungkapkan rasa tidak nyamannya, dan mimpi buruk menjadi bentuk ekspresi emosional yang terpendam.

Agar tidur anak lebih nyenyak dan bebas dari mimpi buruk, penting bagi orang tua menciptakan rutinitas tidur yang nyaman. Bacakan cerita yang menenangkan, nyanyikan lagu pengantar tidur, atau berdoa bersama sebelum tidur. Hindari tontonan yang menakutkan dan pastikan lingkungan tidur anak mendukung kenyamanan—seperti pencahayaan lembut, suhu ruangan sejuk, dan tempat tidur yang bersih.

Bangun malam karena mimpi buruk memang menguras energi, namun bisa menjadi kesempatan orang tua menunjukkan kasih sayang dan kedekatan emosional yang lebih dalam. Ketika anak merasa aman dan dicintai, perlahan-lahan mimpi buruk pun akan berkurang. Karena lebih dari sekadar mimpi, yang mereka butuhkan adalah pelukan dan kehadiran orang tua di saat paling rapuh mereka.