Siapa sangka ikan ini bisa menyerang dan membela diri dengan aliran listrik hingga 600 V? Belut yang menyerupai ular ini lahir dan hidup di sungai dan rawa tropis, dengan tubuh panjang dan lentur seperti ular—namun sejatinya ia adalah seekor ikan listrik (electric eel / sidat listrik).
Jangan tertipu nama “belut listrik” atau “sidat energi”—hewan ini bukan belut sejati, melainkan ikan dari ordo Gymnotiformes. Dalam bahasa Inggris sering disebut electric eel, jenis ikan ini mempunyai kemampuan unik menghasilkan listrik kuat untuk berburu dan melindungi diri.
Ukuran tubuhnya bisa mencapai panjang 2,5 meter dan berat hingga 20 kg. Kepala pipih dan tubuh fleksibel membuatnya tangkas saat berburu. Saat merasa terancam, tubuhnya segera mengirimkan arus listrik besar melalui jaringan elektrogennya.
Organ penghasil listrik (electric organs) pada belut listrik tersusun dari ratusan lapisan elektrosit—mirip piringan kecil yang menghasilkan muatan listrik. Setiap susunan mempunyai 150–200 elektrosit, semuanya bekerja selaras menghasilkan aliran tegangan.
Saat sistem elektrosit bekerja bersama, arus listrik dapat menembus air dan menjangkau mangsa atau predator. Belut listrik mampu membangkitkan hingga 600 V, sedangkan genus lain seperti ikan torpedo hanya sekitar 220 V. Ini menunjukkan kemampuan luar biasa belut listrik sebagai predator dan pelindung diri.
Ecological & behavioral role: selain memburu ikan kecil, udang, atau katak, aliran listrik ini juga digunakan belut listrik untuk navigasi dan komunikasi (electrolocation & electrocommunication). Dengan sinyal frekuensi rendah, belut “berbicara” dan menemukan makanan dalam air keruh.
Kesimpulannya, belut listrik (Electric Eel / Sidat Listrik) bukan sekadar ikan unik—ia adalah fenomena alam. Dengan panjang 2,5 m, berat 20 kg, dan kemampuan listrik hingga 600 V, ia menunjukkan betapa menakjubkannya evolusi. Hewan ini telah menjadi inspirasi ilmiah dalam bidang bio-elektrik dan teknologi natrium-ion pada masa depan.